Kamis, 30 Agustus 2012


Kepsek SMAN 5 Palembang Terancam Dicopot

coba
26.04.2010 16:32:20 WIB
Oleh RINIZAH

AKIBAT puluhan siswanya tidak lulus Ujian Nasional tahun ini, Kepala Sekolah SMAN 5 Agus Budiyanto, salah satu sekolah unggulan berstandar nasional, terancam dicopot dari jabatannya.

Sebab sebanyak 25 siswa SMA Negeri 5 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak lulus. Selain itu, guru mata pelajaran yang bersangkutan, juga terancam dicopot.

Sebelumnya Walikota Palembang Eddy Santana Putra seusai pertemuan dengan anggota DPRD Sumsel Dapil I Palembang di Ruang Parameswara, DPRD Palembang, Senin (26/04/2010), menyatakan akan mencopot kepala sekolah dan guru Bahasa Indonesia di SMAN 5 Palembang.

Menurut Eddy, banyak siswa yang tidak lulus mata pelajara Bahasa Indonesia merupakan cermin kegagalan guru yang mengajar dan kepala sekolah yang memimpin.

“Ini tidak bisa dibiarkan karena ini sekolah unggulan. Kepsek dan gurunya akan di-rolling. Paling lambat minggu depan mereka sudah dipindahkan,” kata Eddy.

Menurut Eddy, sebagai sekolah unggulan seharusnya SMA Negeri 5 menjadi contoh sekolah lain soal nilai dan jumlah kelulusan. Bila lebih dari 10 orang siswa tidak lulus suatu mata pelajaran berarti ada kesalahan dalam proses mengajar di sekolah itu.

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) harus melakukan eveluasi terhadap sekolah-sekolah yang pada UN lalu mengalami kemunduran salah satunya SMA 5.

Kepala Disdikpora Palembang Hatta Wazol yang dikonfirmasi soal rencana pencopotan Kepsek SMAN 5 mengatakan hal itu tidak semudah seperti dibayangkan.

“Itu tak mungkin. Jangan membuat resah. Kalau soal pergantian, any time. Walau SK diturunkan empat tahun bila kepala sekolah tidak berhasil pasti dipindahkan,” ujar Hatta, Selasa (27/04/2010).

Satu hari sebelum pengumuman kelulusan, kata Hatta Wazol seluruh kepala sekolah dikumpulkan termasuk Agus, Kepsek SMA Negeri 5. Pemanggilan itu untuk membahas dan memerintahkan serta mencari tahu dan menganalisa mengapa beberapa sekolah banyak siswa yang tidak lulus mata pelajaran tertentu.

Seperti yang terjadi pada 25 siswa SMA 5 yang tidak lulus Bahasa Indonesia, mungkin terjadi kesalahan siswa dalam mengartikan soal atau guru dalam menerjemah kisi-kisi Standar Kelulusan (SKL) yang diberikan pemerintah pusat.

Program Khusus Bagi Hatta Wazol, ketidaklulusan 25 siswa SMA di sekolah unggulan tersebut bukan persoalan karena mereka masih dapat mengikuti UN ulang yang dilakukan pada 10 Mei mendatang.

Untuk Kota Palembang, UN ulang ditempatkan di dua sekolah, yakni SMA Negeri 1 untuk peserta SMA/MA. sedangkan peserta kejuruan ditempatkan di SMK Negeri 3. “Saya sudah minta Kepsek membuat program khusus. Mereka harus mendapat mata pelajaran tambahan selama seminggu,” katanya sembari menambahkan siswa yang tidak lulus UN ulang, baru dikatakan tidak lulus dan tidak dapat mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar